Selasa, 30 November 2010

LETAK KECANTIKAN WANITA

Untuk membentuk bibir yang menawan, ucapkanlah kata-kata kebaikan.
Untuk mendapatkan mata yang indah, carilah kebaikan pada setiap orang yang anda jumpai.
Untuk mendapatkan bentuk badan yang langsing,bagikanlah makanan dengan mereka yang kelaparan.
Untuk mendapatkan rambut yang indah, mintalah seorang anak kecil untuk menyisirnya dengan jemarinya setiap hari.
Untuk mendapatkan sikap tubuh yang indah, berjalanlah dengan segala ilmu pengetahuan, dan anda tidak akan pernah berjalan sendirian.
Manusia, jauh melebihi segala ciptaan lain. Perlu senantiasa berubah, diperbaharui, dibentuk kembali,dan diampuni.
Jadi, jangan pernah kecilkan seseorang dari hati anda. Apabila anda sudah melakukan semuanya itu, ingatlah senantiasa. Jika suatu ketika anda memerlukan pertolongan, akan senantiasa ada tangan terulur.
Dan dengan bertambahnya usia anda, anda akan semakin mensyukuri telah diberi dua tangan, satu untuk menolong diri anda sendiri dan satu lagi untuk menolong orang lain.
Kecantikan wanita bukan terletak pada pakaian yang dikenakan, bukan pada bentuk tubuh, atau cara dia menyisir rambutnya.
Kecantikan wanita terdapat pada mata, cara dia memandang dunia. Karena di matanya terletak gerbang menuju ke setiap hati manusia, di mana cinta dapat berkembang.
Kecantikan wanita bukan pada kehalusan wajah. Tetapi pada kecantikan yang murni, terpancar pada jiwanya, yang dengan penuh kasih memberikan perhatian dan cinta dia berikan. Dan kecantikan itu akan tumbuh sepanjang waktu.
Kecantikan wanita ada pada sikap lembutnya, yang terpancar dari keihlasan hati dalam merawat dan menjaga keluarga “Wanita yang cantik Adalah Wanita yang bisa menjaga harga dirinya”

BAB 2 TAKUT KEPADA ALLAH


Abu Laits berkata, “Sesungguhnya Allah Swt. memiliki malaikat-malaikat di langit yang selalu sujud sejak Allah Swt. menciptakan mereka sampai hari kiamat, persendian mereka gemetar karena takut menyalahi perintah Allah Swt. Apabila telah datang hari kiamat, mereka mengangkat kepalanya dan berkata, “Maha suci Engkau, kami belum mengabdi kepada-Mu dengan sepenuh pengabdian.” Itulah maksud firman Allah Swt. :
“Mereka takut kepada Tuhannya yang berkuasa atas mereka dan mengerjakan apa yang diperintahkan pada mereka.” (QS. An-Nahl : 50)

Maksudnya mereka tidak mendurhakai Allah Swt. sekejap mata pun. Bersabda Rasululah Saw., “Ketika tubuh seorang hamba berkerut karena takut kepada Allah Swt., maka berguguranlah dosa-dosanya sebagaimana rontoknya daun-daun dari sebuah pohon.”

Diriwayatkan dari Nabi Muhammad Saw., sesunggunya beliau berkata, “Sesungguhnya Allah Swt. berfirman, ‘Tidak aku kumpulkan pada seorang hamba-Ku dua buah rasa takut dan tidak juga dua buah rasa aman’. Barang siapa yang takut kepada-Ku di dunia, maka Aku beri rasa aman di akhirat dan barang siapa yang merasa aman dari-Ku maka akan Aku beri masa takut besok hari kiamat.”
Allah Swt. berfirman :
“Maka janganlah kamu takut kepada manusia dan takutlah kepada-Ku.” (QS. Al-Maidah : 44)

Umar ra. pernah terjatuh dalam keadaan pingsan karena takut ketika dia mendengar sebuah ayat Al-Qur’an. Dia juga pernah mengambil jerami pada suatu hari, lalu berkata, “Alangkah baiknya kalau aku dulu adalah jerami dan bukan sesuatu yang disebut-sebut (manusia), alangkah baiknya bila ibuku tidak melahirkan aku.” Menangislah dia sepuas-puasnya, sehingga air yang mengalir membentuk dua buah garis hitam pada wajahnya. Bersabda Nabi Muhammad Saw., “Tidak akan masuk neraka orang yang menangis karena takut kepada Allah sehingga ada air susu kembali ke dalam tempat aslinya.”

Dalam kitab Daqa’iqul Akhbar diterangkan, bahwa akan didatangkan seorang hamba pada hari kiamat, beratlah timbangan kejahatannya dan dia diperintahkan untuk dibawa ke neraka. Sebuah rambut dari rambut-rambut matanya berbicara, katanya, “Ya Tuhanku, Rasulmu Muhammad Saw. pernah bersabda, ‘Barang siapa menangis karena takut kepada Allah, maka Allah mengharamkan matanya itu dari neraka’. Padahal sesungguhnya aku menangis karena takut kepada Engkau.” Akhirnya Allah mengampuni hamba itu dan menyelamatkannya dari neraka, berkat sehelai rambutnya yang pernah menangis karena takut kepada Allah di dunia. Malaikat Jibril as. mengumumkan, “Telah selamat fulan bin fulan karena sehelai rambut.”

Dan disebutkan dalam kitab Bidayatul-Hidayah, ketika hari kiamat tiba, didatangkanlah jahanam dengan mengeluarkan suaranya, suara nyala api yang mengerikan. Semua umat menjadi berlutut karena sedih menghadapinya. Allah Swt. telah berfirman :
“Kamu lihat (pada hari itu) setiap umat berlutut. Yakni merangkak dengan lututnya.”
“Setiap umat dipanggil untuk melihat catatannya.” (QS. Al-Jatsiyah : 28)

Ketika mereka telah datang di neraka, mereka mendengar kegeramannya dan gemuruh nyala apinya dari jarak perjalanan lima ratus tahun.

Setiap orang termasuk para Nabi akan berkata, “Diriku,diriku (selamatkanlah diriku Ya Tuhan)”, kecuali Nabi pilihan Muhammad Saw. beliau akan berkata, “Umatku,umatku.” Keluarlah api dari neraka jahim seperti gunung-gunung, umat Muhammmad berusaha menghalanginya dan berkata, “Hai api, Demi hak orang-orang yang khusyu’ dan demi hak orang-orang yaang berpuasa, kembalilah kamu. Tetapi api tetap tidak mau kembali. Malaikat Jibril mengumumkan,”Sesungguhnya api telah menuju umat Muhammad Saw.” Kemudian dia membawa semangkuk air dan Rasulullah Saw. meraihnya, serta Jibril berkata,”Hai Rasulullah, ambillah air ini dan siramkanlah padanya.” Beliau menyiramkannya pada api itu dan padamlah seketika. Nabi Muhammad Saw. bertanya, “Air apa ini?” jawab Jibril as., “Ini adalah air mata-air mata orang durhaka dari umatmu yang menangis karena takut kepada Allah, sebelum tidak ditemukannya air mata.”

Dalam sebuah hadis dari Nabi Muhammad Saw., “Tiada seorang pun hamba mukmin yang keluar dari kedua matanya air mata sebesar kepala lalat karena takut kepada Allah Swt., dan mengenai permukaan wajahnya yang akan disentuh api neraka untuk selama-lamanya.”

Diceritakan dari Muhammad bin Al-Mundzir, bahwa kalau dia menangis dia akan mengusapkan air mata itu pada ajah dan jenggotnya dan berkata, “Telah sampai padaku riwayat bahwa sesungguhnya api neraka tidak akan menyentuh/ menjilat tempat yang dilinangi air mata.” Maka seharusnyalah bagi seorang mukmin takut dari siksa Allah dan mencegah dirinya dari keinginan hawa nafsu. Allah Swt. berfirman :
“Adapun orang yang melampui batas, dan lebih mengutamakan kehidupan dunia, maka sesungguhnya nerakalah tempat tinggalnya. Adapun orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsu, maka sesungguhnya surgalah tempat tinggalnya.”

Dan barang siapa yang ingin selamat dari siksa Allah dan memperoleh pahala dan rahmat-Nya, hendaklah bersabar atas penderitaan-penderitaan dunia, bersabar atas taat kepada Allah dan menjauhi maksiat.

Di dalam kitab Zahrur-Riyadh diterangkan, bahwa Nabi Muhammad Saw. bersabda,”Ketika ahli surga masuk ke surga, malaikat-malaikat menjemput mereka dengan segala macam kebaikan dan kenikmatan. Dipasang mimbar-mimbar dan diberi hamparan disuguhkan bermacam-macam makanan dan buah-buahan. Kemudian dengan kenikmatan-kenikmatan ini mereka mengalami kebingungan.” Berfirmanlah Allah,”Hai hamba-hamba-Ku, mengapa kalian kebingungan? Ini bukanlah tempat kebingungan.” Mereka menjawab,”Sesungguhnya kami mempunyai perjanjian yang sekarang benar-benar telah datang waktunya.” Allah Swt. berfirman kepada para malaikat,”Angkatlah tabir yang menutup wajah-wajah itu.” Malaikat-malaikat berkata,” Ya Tuhan kami, mengapa mereka melihatmu?, padahal mereka orang-orang yang durhaka.” Allah Swt. berfirman,”Angkatlah tabir-tabir itu, karena mereka adalah orang-orang yang dzikir, sujud dan menangis di dunia karena mengharap bertemu Aku.” Diangkatlah tabir-tabir itu dan mereka dan mereka bisa melihat Allah, lalu bersujudlah mereka kepada Allah Swt. Allah berfirman,”Angkatlah kepala-kepalamu, karena di sini bukanlah tempat beramal tetapi tempat kemuliaan.”

Allah tampak di mata mereka dengan tidak bisa digambarkan bagaimana? Dia berfirman dengan keramahan kepada mereka,”Selamat bagimu wahai hamba-hambaku, Aku telah benar-benar ridho padamu, lalu apakah engkau telah ridho pada-Ku?” Mereka menjawab, “Mengapa kami tidak ridho Ya Tuhan kami, Engkau telah memberi kami apa yang tidak pernah terlihat oleh mata, tidak pernah terdengar oleh telinga, dan tidak pernah terlintas di hati manusia.” Demikian itu adalah firman Allah Swt. :
“Allah ridho terhadap mereka dan mereka ridho kepada-Nya.” (QS. Al-Bayyinah : 8)
“Salam, sebagai ucapan selamat dari Tuhan Yang Maha Penyayang.” (QS. Yasin : 58).  

Senin, 29 November 2010

DIBALIK KETAJAMAN MATA HATI


BAB 1
TAKUT

Dalam sebuah hadis, Nabi Muhammad Saw. Bersabda, : “Sesungguhnya Allah Swt. telah menciptakan malaikat dengan memiliki sebuah sayap di dunia timur dan sebuah sayap lagi di dunia barat, kepalanya di bawah Arasy dan kedua kakinya di bawah bumi yang ke tujuh, juga mempunyai bulu sebanyak bilangan makhluk Allah Swt. Lalu apabila ada seorang laki-laki atau perempuan dari umatku mengucap shalawat kepadaku, maka Allah Swt. memrintahkan kepada malaikat itu untuk menyelam ke bawah laut dari cahaya di bawah Arasy. Dari dalam laut, kemudian ia keluar dan mengibaskan sayapnya. Maka meneteslah percikan air dari setiap bulunya dan Allah Swt. menjadikan menjadikan dari setiap air itu ampunan bagi dirinya (orang yang membaca shalawat) sampai hari kiamat.
Firman Allah Swt. :
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah yakni takutlah kepada Allah dan taatilah Dia.”
“Dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang Dia ajukan untuk hari esok.”

Maksudnya bersedekah dan beramallah dengan ketaatan agar kamu menemukan pahalanya besok di hari kiamat.
“Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu perbuat, baik berupa kebaikan atau kejahatan.” (QS. Al-Hasyr : 18)

Sesungguhnya malaikat-malaikat,bumi,langit,waktu siang dan malam akan bersaksi dengan apa yang di kerjakan anak cucu Adam, kebaikan atau kejahatan dan ketaatan atau kemaksiatan. Bahkan sesungguhnya anggota-anggota tubuhnya akan bersaksi memberatkannya. Bumi bersaksi menguntungkan orang mukmin, dan orang zuhud berucap : “Dia telah menyembah yang di atasku,berpuasa,melakukan haji dan berjihad.” Maka bergembiralah orang mukmin dan orang yang zuhud itu. Dia jaga bersaksi memberatkan atas orang kafir dan orang yang durhaka seraya berucap, “Dia telah melakukan musyrik di atasku,berzinah,dan makan barang haram.” Maka alangkah celakanya kalau Tuhan yang pling penyayang di antara orang-orang yang menyayangi menentukan di dalam hisabnya.

Orang mukmin sejati adalah orang yang takut kepada Allah Swt. dengan semua anggota tubunya. Seperti apa yang yang telah di katakan Abul Laith : “Takut kepada Allah Swt. akan terlihat tanda-tandanya dalam tujuh macam hal :
a)      Lidahnya, dia tentu akan mencegahnya dari bohong,menggunjing,mengadu domba, membual dan perkataan tidak berguna. Lagi pula dia akan menjadikannya sibuk dengan dzikir kepada Allah, membaca Al-qur’an dan memperbincangkan ilmu.
b)      Hatinya, dia tentu akan mengeluarkan dari dalamnya perasaan bermusuhan,kebohongan,dan dengki terhadap kawan karena kedengkian akan menghapus segala kebaikan. Seperti apa yang di sabdakan Rasulullah Saw., “Hasad (dengki) menghancurkan kebaikan sebagaimana api menghancurkan kayu bakar.” Dan ketahuilah, bahwa sesungguhnya hasad itu termasuk penyakit hati yang berat dan semua penyakit hati tidak dapat di sembuhkan kecuali dngan ilmu dan amal.
c)      Penglihatannya, dia tidak akan memandang yang haram, baik makanan,minuman,pakaian,atau yang lain,tidak memandang kepada dunia dengan keinginan, akan tetapi dia memandangnya dengan mengambil i’tibar dan dia tidak akan memandang sesuatu yang tidak halal baginya. Rasulullah Saw. bersabda, “Barang siapa memenuhi matanya dengan sesuatu yang haram, Allah Swt. akan memnuhi matanya besok hari kiamat dengan api neraka.
d)     Perutnya, dia tidak akan memasukkan sesuatu yang haram ke dalamnya, karena hal itu merupakan dosa besar. Rasulullah Saw. bersabda : “Ketika sesuap haram jatuh pada perut anak cucu Adam, semua malaikat di bumi dan  langit memberi laknat padanya selama suapan itu berada dalam perutnya, dan kalau ia mati dalam keadaan begitu maka tempatnya adalah jahannam.”
e)      Telapak kakinya, dia tidak akan berjalan di dalam kemaksiatan kepada Allah tetapi berjalan di dalam ketaatan pada-Nya dan ridho-Nya, serta ke arah pergaulan dengan ulama dan orang-orang sholeh.
f)       Ketaatannya, dia tentu akan menjadikan ketaatannya itu murni karena ridho Allah Swt. dan dia khawatir dari riya’ dan kemunafikan.

Kalau di telah melakukan semuanya itu, maka dia termasuk orang-orang yang difirmankan Allah Swt, :
“Kehidupan akhirat  di sisi Tuhanmu itu adalah bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS. Az-Zukhruf : 35)
“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu berada dalam taman-taman dan mata air-mata air yang mengalir.” (QS. Al-Hijr : 45 / QS. Adz-Dzariyaat : 15)
“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu berada dalam surga dan kenikmatan.” (QS. Ath-Thur : 17)
“Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada dalam tempat yang aman.” (QS. Ad-dukhan : 51)

Seharusnya seorang mukmin itu berada di antara kekhawatiran dan harapan. Dia harus mengharapkan rahmat Allah dan tidak boleh putus asa darinya. Allah Swt. berfirman :
“Janganlah berputus asa dari rahmat Allah.” (QS. Az-Zumar : 53)

Dan dia akan mengabdi kepada Allah, kembali dari perbuatan-perbuatannya yang sesat serta bertobat kepada Allah Swt.

Cerita (Suatu ketika Nabi Dawud as. Sedang duduk di dalam suraunyadengan membaca zabur, tiba-tiba dia melihat seekor ulat merah di tanah. Dia berkata kepada dirinya : “Apa yang di kehendaki Allah dengan ulat ini?” Lalu Allah mengizinkan ulat itu untuk mampu berbicara dan berkatalah : “Hai Nabi Allah,apabila siang,Allah mengilhamkan padaku untuk membaca ‘Subhanallah wal hamdu lillah wa laailaaha illallah wallahu akbar’ setiap hari seribu kali. Apabila malam Allah mengilhamkan padaku untuk membaca ‘Allahumma shalli ala Muhammadin annabiyyil ummiyyi wa ala alihi wa shahbihi wa sallim’ setiap malam seribu kali. Lalu engkau, apa yang kau katakan agar aku bisa mendapatkan faedah darimu.” Menyesallah Dawud as. telah meremehkan ulat itu, dia takut kepada Allah Swt. lalu bertobat dan berserah diri kepada-Nya.

Nabi Ibrahim Al-Khalil as. ketika ingat kesalahannya, dia menjadi tidak sadarkan diri dan kegoncangan hatinya terdengar dari jarak satu mil. Allah mengutus kepada Jibril agar mendatanginya. Jibril berkata padanya, “Tuhan Yang Maha Perkasa membacakan salam untukmu dan berfirman, ‘Apakah engkau melihat seorang kekasih takut kepada kekasihnya’?” Ibrahim berkata, “Hai Jibril apabila aku mengingat kesalahanku dan aku berfikir tentang siksa-Nya, lupalah aku terhadap hubungan dengan kekasihku.” Itulah sifat-sifat dari nabi, wali, orang sholeh dan orang yang zuhud.